KABAREKONOMI.CO.ID, BATAM – Gemuruh air bah yang merendam sejumlah wilayah di Sumatra beberapa waktu lalu masih menyisakan duka dan kecemasan. Namun bagi sebagian warga Batam, tragedi itu bukan hanya kabar jauh di seberang pulau, melainkan peringatan keras yang bisa kapan saja terjadi di sini.
Muhammad Sayuti, Tokoh Masyarakat di Kepri yang juga pengurus Forum Masyarakat Peduli Batam Maju (FMPBM) menegaskan bahwa bencana yang terjadi saat ini menjadi sebuah gambaran Guna mencegah terjadi hal yang tidak diinginkan di Kota Batam.
“Semoga banjir di Sumatra menjadi pelajaran. Hutan di Batam tersisa tidak lebih dari 10 persen. Jika tidak dikawal, ini akan menjadi bencana,” ujarnya dengan nada serius saat ditemui awak media pada Rabu(3/12/2025) pagi.
Batam yang selama ini dikenal sebagai kota industri dan investasi, menyimpan ancaman yang tidak banyak disadari: hilangnya kawasan resapan air dan perubahan bentang alam yang begitu masif.
Topografi Batam yang berbukit sejatinya menjadi penyangga alamiah bagi aliran air dan penguat struktur tanah. Namun, perbukitan yang terus diratakan untuk pembangunan membuat risiko longsor meningkat.










