Jika November berjalan mulus, Desember akan menjadi bulan penguatan, di mana penyaluran KPP diproyeksikan kembali bertambah. Harapannya, semakin banyak pengembang melihat kepastian dan kemudahan proses pembiayaan BTN, sehingga minat mereka meningkat.
Di balik angka-angka pembiayaan tersebut, terdapat tujuan yang lebih strategis: menjaga keseimbangan ekosistem perumahan di Kepri. Tanpa pasokan hunian yang memadai, permintaan masyarakat akan sulit terpenuhi, dan harga properti bisa terdorong naik tidak terkendali.
BTN Batam menempatkan diri sebagai salah satu aktor kunci dalam menjaga keberlanjutan sektor tersebut — menyediakan alternatif pendanaan yang likuid, terukur, dan terstruktur bagi pengembang. Akad perdana ini pun menjadi bukti bahwa skema dukungan yang dirancang sejak awal tahun kini mulai membuahkan hasil.
Meski baru satu akad perdana, BTN Batam menganggapnya sebagai titik awal. Di industri properti, kepercayaan adalah mata uang paling berharga. Setelah “pecah telur,” tantangan ke depan adalah memastikan proses berjalan mulus, realisasi tepat waktu, dan manfaat pembiayaan benar-benar dirasakan pengembang.
Sebagaimana diketahui, di tengah upaya pemulihan sektor properti nasional, Bank BTN kembali memperlihatkan perannya sebagai motor penggerak pembiayaan perumahan. Di Batam, komitmen itu diwujudkan lewat rangkaian program Kredit Program Perumahan (KPP) yang berlaku.
Branch Manager BTN Batam, Indrasakti Agung Nugroho, menyebut program ini dirancang bukan hanya untuk meningkatkan penyaluran kredit, tetapi juga untuk memperkuat ekosistem pengembang, kontraktor, dan asosiasi di sektor properti.
Dalam kondisi ekonomi yang masih penuh tantangan, BTN menawarkan suku bunga KPP 5,99% pa, salah satu yang paling kompetitif di kelasnya. Menurut Indrasakti, tingkat bunga ini disiapkan untuk memberi ruang bagi pengembang agar dapat menjalankan proyek dengan beban biaya yang lebih ringan.
“Bagi pengembang, suku bunga adalah faktor strategis. Kami ingin memberikan opsi pembiayaan yang benar-benar membantu kelanjutan proyek,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, bunga rendah ini menjadi sinyal penting bahwa BTN melihat sektor perumahan sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi di daerah, termasuk Batam yang terus berkembang sebagai pusat investasi dan industri.
BTN juga menghadirkan berbagai keringanan yang menyasar pelaku utama industri perumahan. Misalnya, bebas biaya provisi dan administrasi untuk beberapa kategori mitra, seperti:
1. Nasabah yang melakukan take over dari bank lain
2. Developer dengan status kompensasi KYG eksisting (Prima SMBD, Gold, Platinum, hingga Titanium)
3. Developer dengan minimal 10 SP3K KPR BTN
4. Kontraktor atau toko bangunan yang bekerja sama dengan developer Titanium
Bagi pengembang lain yang belum memenuhi kriteria tersebut, BTN tetap memberikan insentif berupa diskon 50% biaya provisi dan administrasi, sehingga akses pembiayaan tetap terbuka luas.
Sektor properti tidak hanya melibatkan developer, tetapi juga kontraktor, toko bangunan, hingga perusahaan material. Menyadari pentingnya mata rantai ini, BTN meluncurkan program referral yang memberikan keuntungan langsung.
Melalui program tersebut, tiga developer dengan referral terbanyak dari kontraktor atau toko bangunan di masing-masing kantor wilayah berhak mendapatkan trip domestik. Selain itu, developer memperoleh referral fee sebesar 0,2% dari plafon untuk setiap calon konsumen yang memanfaatkan fasilitas KPP Demand dengan minimal plafon Rp250 juta.
BTN juga menyasar asosiasi, yang selama ini menjadi wadah penting bagi para pelaku industri. Asosiasi mendapatkan referral fee 0,2% dari plafon untuk setiap anggota yang mengakses KPP Supply minimal Rp1 miliar. Langkah ini menciptakan insentif ekonomi yang memperkuat kolaborasi, sekaligus memperluas jangkauan program hingga ke basis anggota asosiasi.
Jika berjalan optimal, program ini diprediksi ikut menggerakkan berbagai sektor turunan, mulai dari bahan bangunan hingga tenaga kerja konstruksi. Pasar perumahan yang pulih akan menjadi katalis lanjutan bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Indrasakti melihat Batam sebagai wilayah yang sangat potensial. “Kita tidak hanya bicara soal kredit, tapi tentang bagaimana menciptakan ekosistem perumahan yang sehat dan berkelanjutan,” tegasnya.
Dengan rangkaian insentif yang menyeluruh, BTN Batam berusaha memastikan bahwa para pelaku industri memiliki dukungan pembiayaan yang memadai untuk terus membangun. Pada akhirnya, langkah strategis ini diharapkan dapat mendorong percepatan penyediaan hunian dan memperluas peluang ekonomi bagi masyarakat. (Iman Suryanto)
