Untuk jangka pendek, Pemko dan BP Batam fokus pada normalisasi sungai dan saluran alami. Tahap menengah mencakup pembangunan saluran pembuangan baru ke laut di kawasan padat seperti Mondial dan Bengkong, serta pemasangan box culvert besar untuk memperlancar aliran air. Sementara untuk jangka panjang, tahun 2026 direncanakan penggantian jembatan yang menyempitkan aliran air dan pembangunan kolam resapan berkonsep eco park.
Selain itu, pada tahun 2025 Pemko menargetkan normalisasi drainase sepanjang 307,4 kilometer. Terdapat 10 paket pembangunan dan peningkatan drainase prioritas di berbagai titik, termasuk Batam Centre, Batu Selicin, dan Sei Beduk. Penanganan banjir juga diperkuat dengan pembangunan rumah pompa berkapasitas 1,5 meter kubik per detik di Jodoh, lengkap dengan pompa lumpur dan pintu air.
Melalui usulan APBD Perubahan 2025, Pemko Batam juga akan menambah pekerjaan di lokasi strategis seperti Simpang Kepri Mall dan Baloi Permai. Li Claudia menegaskan seluruh program ini bertujuan mengurangi risiko banjir sekaligus memastikan keberlanjutan daya dukung sumber daya air di Batam.
“Kami berharap dukungan lintas sektor dapat mempercepat penyelesaian persoalan banjir sehingga dalam dua tahun ke depan, banjir berkurang dan aktivitas masyarakat bisa lebih nyaman dan produktif,” tutup Li Claudia. (**)