“Belajar instrumen keuangan, tingkatkan literasi, menjadi investor cerdas, cuan menanti,” ujarnya, menekankan bahwa pemahaman keuangan akan membuka peluang bagi generasi muda untuk meraih kesejahteraan.
Selain pantun, para narasumber juga menyampaikan secara rinci peran lembaga masing-masing dalam mendukung stabilitas keuangan nasional.
Dimana Bank Indonesia (BI) menekankan pentingnya menjaga stabilitas moneter dan sistem pembayaran, OJK menjelaskan perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan, Kemenkeu membahas pengelolaan fiskal negara, sementara LPS menekankan jaminan simpanan sebagai bentuk kepercayaan terhadap perbankan.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, mulai dari cara memilih instrumen investasi yang aman, strategi menabung di tengah inflasi, hingga perlindungan dana di perbankan.
Sayangnya, keterbatasan waktu membuat tidak semua pertanyaan bisa terjawab di sesi utama. Panitia kemudian mengarahkan peserta untuk melanjutkan diskusi dan belajar lebih dalam di booth edukasi yang tersedia.
Melalui kegiatan ini, BI, OJK, Kemenkeu, dan LPS berharap masyarakat, terutama generasi muda, semakin sadar bahwa literasi keuangan adalah fondasi penting menuju kemandirian ekonomi.
Dengan memahami cara mengelola uang, menabung, dan berinvestasi secara tepat, generasi muda bukan hanya lebih siap menghadapi tantangan ekonomi, tetapi juga mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.(iman)
