Dari Badan Usaha hingga PBI, BPJS Kesehatan Batam Fokus Kembalikan Peserta Non-Aktif ke Layanan Kesehatan

Di Karimun, tingkat keaktifan peserta baru mencapai 78,62%, menyisakan gap sekitar 19% peserta non-aktif. Situasi serupa terjadi di Batam, dengan tingkat keaktifan sekitar 78%, meninggalkan 18% peserta yang statusnya non-aktif.

“Peserta non-aktif ini umumnya berasal dari segmen yang sebelumnya ditanggung pihak lain. Misalnya mereka menunggak sebagai peserta mandiri, atau sebelumnya ditanggung perusahaan tetapi kemudian resign, atau sudah tidak lagi menjadi peserta PBI pusat maupun daerah,” papar Harry.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan data BPJS Kesehatan, segmen peserta yang paling besar tingkat non-aktifnya adalah PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) atau yang dikenal sebagai peserta mandiri. Dengan Kota Batam mencapai 39,55 persen dan 48 Persen di Karimun.

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan segmen lain seperti badan usaha maupun PBI. “Ini murni karena persoalan tunggakan. Peserta PBPU yang kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 masih banyak yang tidak membayar iuran secara rutin,” jelasnya.

Peserta PBPU diwajibkan membayar iuran maksimal setiap tanggal 10 setiap bulan. Ketika iuran tidak dibayarkan, status kepesertaan otomatis menjadi non-aktif.

BPJS Kesehatan Cabang Batam juga menegaskan akan memperkuat sejumlah strategi untuk meningkatkan keaktifan peserta,  Melalui pendekatan intensif kepada peserta PBPU, baik melalui pengingat iuran maupun sosialisasi manfaat JKN;  Koordinasi dengan badan usaha, untuk memastikan tidak ada pekerja yang terputus kepesertaannya tanpa mekanisme pengalihan status hingga Kolaborasi dengan pemerintah daerah, guna memetakan peserta rentan yang berpotensi dialihkan ke PBI daerah. Dan optimalisasi kanal digital, seperti Mobile JKN yang memungkinkan peserta memantau status kepesertaan dan pembayaran.

Harry menjelaskan bahwa keberhasilan program JKN tidak hanya ditentukan oleh angka pendaftaran, namun juga oleh konsistensi pembayaran iuran.

“Tujuan akhirnya adalah memastikan masyarakat tetap dapat mengakses layanan kesehatan dengan mudah. Karena itu, peningkatan keaktifan peserta menjadi fokus kami ke depan,” tutup Harry. (Iman Suryanto)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *