UMKM dan Pariwisata Rasakan Dampak Langsung
Digitalisasi pembayaran melalui QRIS tidak hanya meningkatkan efisiensi transaksi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Banyak pelaku UMKM yang sebelumnya bergantung pada transaksi tunai kini mampu menjangkau konsumen lintas daerah, bahkan wisatawan mancanegara.
Sektor pariwisata pun ikut terdorong. Destinasi unggulan seperti Lagoi, Nongsa, dan Tanjungpinang kini sepenuhnya mendukung transaksi non-tunai. Wisatawan dapat berbelanja kuliner, tiket wisata, hingga cendera mata dengan mudah menggunakan QRIS—mewujudkan pengalaman cashless tourism yang modern dan praktis.
Secara nasional, BI mencatat 10,16 miliar transaksi QRIS dengan nilai mencapai Rp959,67 triliun hingga September 2025. Menariknya, laju pertumbuhan Kepri tercatat lebih tinggi dari rata-rata nasional, menandakan tingginya tingkat adaptasi masyarakat terhadap teknologi finansial.
“Ini menjadi bukti bahwa masyarakat Kepri semakin adaptif terhadap teknologi finansial, serta mendukung upaya Bank Indonesia mewujudkan ekosistem pembayaran digital yang efisien, aman, dan inklusif,” tambah Rony.
Sebagai provinsi kepulauan yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia, Kepri memiliki potensi besar dalam ekonomi digital lintas batas. BI menargetkan peningkatan transaksi lebih lanjut pada akhir 2025 melalui program edukasi, onboarding merchant baru, dan penguatan infrastruktur digital di pulau-pulau terluar.
Pemerintah Provinsi Kepri juga berkomitmen mendukung transformasi ini dengan berbagai program digitalisasi daerah dan literasi keuangan digital di kalangan pelajar, mahasiswa, serta pelaku usaha muda.









