KABAREKONOMI.CO.ID, BATAM – Pasar properti Batam tengah memasuki babak baru. Di tengah laju pertumbuhan ekonomi yang kian dinamis, kalangan muda—khususnya generasi milenial dan generasi Z—muncul sebagai kekuatan baru yang mulai mendominasi pasar hunian di kota industri ini.
Fenomena tersebut menjadi salah satu fokus utama dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD REI Khusus Batam 2025, yang digelar di Planet Holiday Hotel Batam, Kamis (13/11).
Dengan mengusung tema “Sinergi Membangun Ekosistem Properti yang Berkelanjutan dalam Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam”, pertemuan ini menjadi momentum penting bagi para pengembang untuk menyesuaikan strategi bisnis dengan arah kebijakan baru serta dinamika pasar generasi muda.
Ketua DPD REI Khusus Batam, Robinson Tan, menilai bahwa tahun 2025 menjadi momen krusial bagi industri properti Batam. Ia menyebut bahwa terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 dan 28 Tahun 2024 membuka peluang besar bagi percepatan pembangunan dan penyederhanaan perizinan di daerah.
“Dulu perizinan seperti AMDAL dan lainnya harus ke pusat, sekarang kewenangannya sudah ada di Kota Batam. Ini akan mempercepat proses dan memberikan kemudahan besar bagi pengembang,” ujar Robinson.
Dengan regulasi baru ini, pelaku industri berharap proses pembangunan properti dapat berjalan lebih efisien, sehingga pengembang bisa lebih fokus pada inovasi produk dan penetrasi pasar—terutama pasar milenial yang jumlahnya terus meningkat.
Batam dikenal sebagai kota dengan populasi tenaga kerja muda yang besar, terutama di sektor industri dan jasa. Berdasarkan data demografis, sekitar 50–60% dari populasi potensial pembeli rumah di Batam berasal dari kelompok usia 22 hingga 35 tahun.
Robinson mengungkapkan bahwa generasi muda kini menjadi target utama pengembang, karena selain jumlahnya dominan, mereka juga memiliki gaya hidup, cara berpikir, dan preferensi hunian yang berbeda dari generasi sebelumnya.
