Ia menjelaskan, peningkatan penggunaan QRIS didorong oleh perluasan akseptasi di berbagai sektor ekonomi, termasuk transportasi, pariwisata, dan perdagangan. Selain itu, kolaborasi dengan pemerintah daerah, perbankan, serta pelaku usaha mikro turut mempercepat inklusi keuangan digital di daerah kepulauan.
Secara nasional, BI mencatat volume transaksi QRIS mencapai 10,16 miliar transaksi dengan nilai Rp959,67 triliun hingga September 2025. Namun, Kepri mencatat laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
“Ini menjadi bukti bahwa masyarakat Kepri semakin adaptif terhadap teknologi finansial, serta mendukung upaya Bank Indonesia mewujudkan ekosistem pembayaran digital yang efisien, aman, dan inklusif,” tambah Rony.
Bank Indonesia Kepri menargetkan peningkatan lebih lanjut pada akhir 2025 melalui program edukasi, onboarding merchant baru, dan penguatan infrastruktur digital di pulau-pulau terluar.(Iman Suryanto)









