Pada kesempatan itu, BI memaparkan perkembangan inflasi Kota Batam sepanjang 2025. Dari grafik yang disampaikan, terlihat dinamika capaian inflasi sejak Januari hingga November. Penyumbang utama inflasi pada November berasal dari kelompok transportasi dengan andil 0,30 persen, terutama dipicu oleh kenaikan harga angkutan udara.
Selain membahas inflasi, Firmansyah juga menyoroti percepatan transformasi digital di Kota Batam. Ia menegaskan bahwa digitalisasi diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi layanan publik.
“Digitalisasi bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan. Melalui TP2DD, kita ingin memastikan layanan pembayaran, perizinan, hingga transaksi pemerintah berjalan cepat, akurat, dan mudah diakses masyarakat. Ini penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” tambahnya.
Dalam sesi diskusi, peserta memberikan sejumlah masukan terkait penguatan koordinasi, mitigasi potensi lonjakan harga pangan, serta pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung upaya pengendalian inflasi.
Melalui penyelenggaraan High Level Meeting TPID–TP2DD ini, Pemerintah Kota Batam berharap seluruh pihak dapat memperkuat komitmen bersama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mempercepat digitalisasi layanan pemerintah, demi mewujudkan Batam sebagai kota yang maju, modern, dan berdaya saing. (***)










