“Kita harus menemukan frekuensi yang sama — perasaan dan bahasa yang jujur. Kalau sinerginya terjalin, maka percepatan pertumbuhan ekonomi Batam akan nyata. Semua dimulai dari komunikasi yang terbuka dan niat baik,” katanya di hadapan peserta rakerda.
Joko bahkan secara khusus menyebut Ketua DPD REI Batam, Edy Husi, sebagai figur penting yang diharapkan mampu menggerakkan kolaborasi lokal. “Batam punya potensi luar biasa, dan Pak Edy adalah salah satu ketua terbaik REI. Jadi, dorong terus sektor ini agar memberi manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Dalam sesi penutup, Joko Suranto menekankan tiga hal penting yang harus menjadi fokus hasil Rakerda REI Batam 2025. Antara lain:
1. Evaluasi kinerja dan capaian program tahun sebelumnya, agar organisasi tetap berjalan sesuai arah strategis.
2. Monitoring dan penyesuaian rencana kerja dengan perkembangan kebijakan nasional serta dinamika pasar properti.
3. Penguatan komunikasi dan koordinasi lintas lembaga, baik di internal REI maupun dengan pemerintah dan dunia perbankan.
“Tanpa komunikasi dan koordinasi yang baik, semua ide hanya akan menjadi wacana. Tapi kalau sinerginya nyata, maka pertumbuhan ekonomi akan merata,” tutup Joko.
Rakerda ditutup dengan suasana hangat dan penuh optimisme. Para peserta sepakat bahwa Batam siap menjadi contoh kota dengan ekosistem properti yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing tinggi — sejalan dengan visi Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi 8 persen dan kesejahteraan merata bagi rakyat.(Iman Suryanto)









