KABAREKONOMI.CO.ID, Batam – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menutup triwulan III tahun 2025 dengan kinerja ekonomi yang menawan. Di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi, Kepri justru tampil sebagai salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia, disertai inflasi yang tetap terjaga.
Pencapaian tersebut menjadi sorotan utama dalam Kepri Economic Forum 2025 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) di Grand Mercure Batam Center, Selasa (4/11/2025). Forum ini juga menjadi ajang Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kepulauan Riau 2025, dengan tema besar: ‘Unlocking Kepri’s Inclusive Growth Potential Through The Blue Economy’.
Tema itu mencerminkan arah strategis BI dan pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Kepri yang tidak hanya cepat, tetapi juga inklusif, berkelanjutan, dan berbasis potensi kelautan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Ronny Widijarto, dalam paparannya menyampaikan bahwa hasil asesmen BI menunjukkan kondisi makroekonomi Kepri terus membaik selama dua tahun terakhir.
“Kami bersyukur, pencapaian ekonomi Kepri sangat baik. Pertumbuhan tinggi disertai inflasi yang terjaga di bawah 3 persen menunjukkan kualitas ekonomi yang sehat,” ujar Ronny di hadapan peserta forum yang terdiri dari pejabat pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, dan lembaga keuangan.
Berdasarkan data BI, pertumbuhan ekonomi Kepri tahun 2025 mencapai sekitar 7,2 persen (yoy) — lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang berada di kisaran 5 persen. Sementara tingkat inflasi daerah berhasil dikendalikan pada 2,8 persen, masih di bawah batas sasaran inflasi nasional.
Kinerja positif ini, kata Ronny, menunjukkan bahwa Kepri berhasil menjaga keseimbangan antara ekspansi ekonomi dan stabilitas harga, sebuah pencapaian yang tidak mudah di tengah tekanan eksternal seperti perlambatan ekonomi Tiongkok dan volatilitas harga energi global.









