OJK: Pertumbuhan Industri Perbankan di Kepri Melampaui Nasional, Dukungan Kuat untuk UMKM

Kepala OJK Kepri yang juga menjabat sebagai Kepala Satgas PASTI Kepri, Sinar Danandjaya
Kepala OJK Kepri yang juga menjabat sebagai Kepala Satgas PASTI Kepri, Sinar Danandjaya

KABAREKONOMI.CO.ID, BATAM – Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan performa gemilang di sektor ekonomi dan perbankan selama semester pertama tahun 2025.

Berdasarkan data resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepulauan Riau, pertumbuhan ekonomi daerah ini tercatat sebesar 7,14%, angka tertinggi di antara seluruh provinsi di Pulau Sumatera. Angka tersebut menjadi indikator utama yang sejalan dengan perkembangan positif pada sektor perbankan di wilayah ini.

Bacaan Lainnya

Kepala OJK Kepulauan Riau, Sinar Danandjaya, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat ini didukung oleh peningkatan signifikan dalam kinerja industri perbankan. Salah satu indikator utama adalah pertumbuhan penyaluran kredit Bank Umum yang mencapai 12,26% secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Angka ini merupakan yang tertinggi di wilayah Sumatera, mengungguli rata-rata pertumbuhan kredit bank umum konvensional dan syariah secara nasional yang hanya sebesar 7,77%,” jelasnya pada Sabtu (27/9/2025) siang.

Pihaknya juga menegaskan bahwa dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kepulauan Riau juga menunjukkan perkembangan positif, dengan pertumbuhan mencapai 14,89% yoy.

Pertumbuhan DPK ini menjadi yang tertinggi di Sumatera dan mengindikasikan meningkatnya kepercayaan masyarakat serta kapasitas bank-bank lokal dalam menghimpun dana dari masyarakat.

Dari sisi aset, industri perbankan di Kepulauan Riau yang terdiri dari Bank Umum Konvensional dan Syariah berhasil mencatat total aset sebesar Rp167,4 triliun, naik sebesar 11,34% yoy.

“Peningkatan ini jauh di atas pertumbuhan aset bank secara nasional yang hanya mencapai 6,43%. Kinerja ini mencerminkan ekspansi bisnis perbankan yang agresif dan pengelolaan aset yang efektif di wilayah ini,” tambahnya.

Dana Pihak Ketiga secara keseluruhan tercatat sebesar Rp98,46 triliun, tumbuh 10,73% yoy, yang juga melampaui pertumbuhan nasional sebesar 6,96%. Angka ini memperkuat posisi Kepulauan Riau sebagai daerah dengan likuiditas yang sehat dan perbankan yang solid.

Dalam hal kualitas kredit, Kepulauan Riau berhasil menurunkan rasio Non Performing Loan (NPL) dari 3,84% pada Juni 2024 menjadi 3,31% pada Juni 2025. Penurunan NPL ini menunjukkan perbaikan manajemen risiko dan meningkatnya kualitas portofolio kredit yang disalurkan oleh perbankan di daerah tersebut.

Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal juga mendapatkan perhatian khusus. Penyaluran kredit kepada sektor UMKM mencapai Rp14,39 triliun, tumbuh sebesar 14,6% yoy dibandingkan dengan Rp12,56 triliun pada semester pertama tahun 2024.

“Peningkatan ini menjadi sinyal positif bahwa perbankan di Kepulauan Riau semakin intensif dalam mendukung pengembangan UMKM yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” terang ya.

“Perkembangan industri perbankan yang solid ini sejalan dengan upaya kami dalam mendorong inklusi keuangan dan pemberdayaan ekonomi lokal. Kami optimistis dengan tren pertumbuhan ini, Kepulauan Riau dapat terus menjadi salah satu pusat keuangan terkemuka di Sumatera dan bahkan nasional,” tambahnya lagi.

Dengan berbagai indikator positif yang ditunjukkan, Kepulauan Riau tidak hanya memperkuat posisinya sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan perbankan terbaik di Sumatera, tetapi juga membuka peluang besar untuk investasi dan pengembangan sektor usaha yang lebih luas.

Sinergi antara pemerintah daerah, regulator, dan pelaku industri perbankan diyakini akan semakin memperkuat fondasi perekonomian Kepulauan Riau di masa depan.(Iman)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *