Amsakar juga menyinggung tentang sinergi unik antara Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemerintah Kota Batam, yang kini berjalan seiring setelah pemerintah pusat menetapkan Wali Kota dan Wakil Wali Kota sebagai ex officio Kepala dan Wakil Kepala BP Batam.
“Dulu jalannya masing-masing, sekarang kita seperti kapal dengan dua mesin. Lebih cepat, lebih bertenaga,” ujarnya dengan analogi yang mencuri perhatian.
Dari sisi fiskal, Amsakar mengungkapkan bahwa APBD Kota Batam tahun 2026 diproyeksikan mencapai Rp4,7 triliun, dengan lebih dari Rp2,5 triliun atau 50% berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Ini menunjukkan bahwa Batam telah mandiri secara fiskal dan tidak sepenuhnya bergantung pada dana transfer pusat,” tegasnya.
Kepala Bapenda Batam, Raja Azmansyah, turut menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan menjadikan Batam sebagai tuan rumah. Ia menyebut kegiatan ini sebagai momentum untuk memperkuat kolaborasi lintas daerah.
“Rakor ini bukan hanya ajang diskusi, tapi juga ladang lahirnya inovasi dan strategi bersama dalam pengelolaan pendapatan,” jelasnya.
Rangkaian kegiatan mencakup paparan dari berbagai daerah mengenai strategi pengelolaan pajak, inovasi pemungutan retribusi, serta penguatan kapasitas aparatur di bidang pendapatan. Harapannya, dari forum ini akan lahir benang merah yang bisa ditarik menjadi kebijakan konkret di daerah masing-masing. (***)