KABAREKONOMI.CO.ID, BATAM – Sektor industri pertahanan kembali menjadi motor penggerak ekonomi maritim Indonesia. PT Noahtu Shipyard, galangan kapal swasta nasional di Batam, resmi memulai pembangunan kapal Offshore Patrol Vessel (OPV) ke-3 untuk Kementerian Pertahanan melalui seremoni Keel Laying pada Rabu (19/11/2025).
Proyek bernilai strategis ini dipandang sebagai sinyal kuat meningkatnya aktivitas manufaktur berat di kawasan Tanjung Uncang, yang selama ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis industri.
Direktur PT Noahtu Shipyard, Adi Susanto, menegaskan bahwa OPV ke-3 dirancang sebagai kapal perang permukaan dengan kemampuan tempur penuh.
Pembangunan kapal modern sepanjang 98 meter ini tidak hanya memperkuat armada TNI AL, tetapi juga menghidupkan kembali rantai pasok industri pendukung, mulai dari pemasok baja, komponen elektronik, radar, hingga tenaga ahli perkapalan nasional.
“Desainnya mencakup kemampuan surface to surface warfare, surface to air warfare, dan electronic warfare. Proyek ini membuka ruang besar bagi keterlibatan industri lokal sebagai pemasok teknologi dan material,” ujarnya.
Keel Laying—yang mensyaratkan pemasangan blok minimal 50 ton sesuai standar SOLAS—menandai pengaliran modal dan aktivitas kerja intensif ke galangan. Pembangunan kapal ini berjalan sesuai kontrak TRAK/385/PLN/V/2024 dan mencatat deviasi progres yang positif.
Bagi Batam, proyek OPV ke-3 ini memperkuat posisinya sebagai hub industri pertahanan dan maritim. Aktivitas konstruksi diperkirakan menyerap ratusan tenaga kerja teknis serta mendorong transfer teknologi dari integrasi Combat Management System, sistem radar, sensor, hingga persenjataan.
Staf Ahli Menhan bidang Sosial, Mayjen TNI Rionardo, menegaskan bahwa pembangunan kapal OPV ke-3 merupakan bagian penting dari program pembinaan industri pertahanan nasional.
“Ini bertujuan meningkatkan kemampuan galangan nasional agar siap membangun kapal sekelas KRI secara mandiri di masa depan,” ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah memperkuat basis industri dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor, sekaligus menyiapkan Indonesia memasuki era kompetisi industri maritim berteknologi tinggi.
Selain untuk Operasi Militer Perang (OMP), kapal OPV ke-3 juga disiapkan untuk tugas OMSP, seperti Operasi Keamanan Laut, SAR, hingga penanggulangan bencana. Kehadiran OPV modern ini diyakini mampu meningkatkan keamanan perairan dan mendukung stabilitas kawasan—komponen penting bagi pertumbuhan ekonomi biru dan investasi logistik nasional.
Seremoni Keel Laying ditutup dengan ritual peletakan koin di bawah blok konstruksi B01, penandatanganan berita acara, dan penyalaan sirene sebagai tanda resmi dimulainya pembangunan kapal yang ditargetkan rampung pada 10 Agustus 2028.(***)
