Panbil Group Bangun Aliran Sungai Pasca-Mendengar Keluhan Warga Air Mas Tanjung Sauh

KABAREKONOMI.CO.ID, BATAM – Masyarakat yang bermukim di Air Mas, Pulau Tanjung Sauh, Batam, Provinsi Kepulauan Riau dan menjadi korban Proyek Strategis Nasional (PSN) menegaskan diri untuk menolak direlokasi.

Warga mengaku menolak dengan alasan rumah relokasi yang baru berada di darat bukan di pesisir pulau.

Bacaan Lainnya

Merespon hal tersebut, PT Batamraya Sukses Perkasa (BSP) penggarap Pulau Tanjung Sauh menegaskan bahwa semua keluhan dan masukan warga akan diakomodir. Salah satunya terkait alur sungai.

Direksi Panbil Group, Anwar sebagaimana dilansir Tempo mengatakan bahwa, alur sungai dalam proses pembuatan dari pesisir Pulau Ngenang ke rumah relokasi yang berada di darat. Jaraknya diperkirakan hanya sekitar 10 meter ke laut.

Meskipun kawasan di pesisir Pulau Ngenang adalah hutan mangrove, terang Anwar saat ini pihaknya sudah bersurat untuk membuat alur sungai yang akan digunakan warga suku laut Air Mas.

“Kami pun berkoordinasi juga dengan kementerian. Kita sedang diskusikan dengan kementerian kehutanan. Bagaimana mekanisme jangan kami tiba-tiba turun alat ke sana gitu. Walaupun itu sebenarnya permintaan warga.” kata Anwar beberapa Waktu lalu.

Anwar juga mengatakan pembangunan sungai akan melibatkan masyarakat sekitar dengan fasilitas dari PT BSP.

Terkait permintaan warga dibangunakan rumah di pesisir, katanya, perusahaan sudah pernah membahas terkait rencana itu.

Tetapi secara aturan tidak boleh membangun rumah di pesisir pulau. “Kami tidak mau kerja asal-asal. Segala sesuatu kami ada koridornyalah,” kata dia.

Sebenarnya kata Anwar, komunikasi dengan warga sekitar sudah berlangsung sejak 2018. Tidak serta-merta warga dipindahkan ke Pulau Ngenang.

“Bahkan ada rencana dulu dipindahkan ke Pulau Kasam depan Pelabuhan Punggur, setelah dibahas dengan Pemko peruntukannya bukan untuk pemukiman, akhirnya dipilih Pulau Ngenang pada tahun 2021 tempat relokasi,” kata dia.

Selain menyediakan sungai, kata dia, hasil komunikasi dengan warga PT BSP juga menyediakan lahan untuk warga, rumah relokasi, dan uang sagu hati.

“Kalau masih ada yang menolak, kami turun lagi, kami diskusikan lagi. Kita gak ada pemaksaan,” katanya.

Data PT BSP total warga terdampak 150 kepala keluarga terdiri dari tiga kampung, yaitu Kampung Air Mas, Selat Desa dan Kampung Dapur Arang yang terpencar di sekeliling Pulau Tanjung Sauh Besar. Anwar juga menjelaskan, semua pembangunan di Tanjung Sauh sudah memiliki izin.

Rencananya, PSN Pulau Tanjung Sauh dan Ngenang akan dibangun pelabuhan peti kemas, pembangkit listri hingga kawasan industri. Selama satu tahun ini PT BSP melakukan investasi kurang lebih Rp 5,5 trilliun dan diproyeksikan sampai dengan tahun 2030, Itu sampai Rp 33 trilliun. (temp)

Pos terkait