Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Rony Widijarto, menjelaskan inflasi Agustus 2025 terutama disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tumbuh 0,83 persen (mtm) dengan andil 0,24 persen terhadap inflasi bulanan.
“Kenaikan harga dipicu oleh komoditas cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, buncis, kacang panjang, cabai hijau, hingga rokok kretek mesin akibat pasokan yang terbatas di tengah tingginya permintaan serta kendala distribusi,” ungkapnya.
Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mencatat inflasi 0,31 persen (mtm) dengan kontribusi 0,02 persen, serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,17 persen (mtm) dengan andil 0,01 persen.
Adapun kelompok transportasi mengalami deflasi 0,74 persen (mtm) seiring pemberlakuan promo tarif angkutan udara dalam rangka HUT RI.
Menurut Rony, terkendalinya inflasi di Kepri tidak lepas dari koordinasi erat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Bank Indonesia secara konsisten bersinergi dengan TPID se-Kepri melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan strategi 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
