Sejumlah langkah stabilisasi harga telah dilakukan sepanjang Agustus 2025, di antaranya rapat koordinasi daerah TPID dan TP2DD, publikasi iklan layanan masyarakat, edukasi inflasi melalui BI Mengajar, penyaluran beras SPHP, pasar murah di Lingga, Karimun, Tanjungpinang, dan Batam, hingga pembentukan Asosiasi Distribusi Bahan Pokok (Adibapok) di Tanjungpinang.
Memasuki September 2025, Bank Indonesia mencatat beberapa potensi pendorong inflasi, antara lain kenaikan harga emas perhiasan mengikuti tren global, penyesuaian harga pangan dari daerah sentra, serta dampak pengetatan regulasi pengiriman barang konsumsi.
Sementara faktor penahan inflasi berasal dari musim panen komoditas hortikultura, percepatan penyaluran beras SPHP, serta tren penurunan harga minyak dunia.
“Ke depan, Bank Indonesia bersama TPID akan terus memperkuat sinergi dalam menjaga stabilitas harga. Peningkatan produksi pangan, pelaksanaan pasar murah, dan penguatan koordinasi diharapkan mampu menjaga inflasi tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1 persen,” tutup Rony.(iman)









