KABAREKONOMI.CO.ID, BATAM – Kementerian Perdagangan Republik Indonesia tengah ‘gencar-gencarnya’ memperkuat daya saing UMKM agar lebih mudah menambah pangsa pasar dan memperluas jangkauan ke pasar global.
Kegiatan ini sengaja digelar melalui Pekan Pengembangan Ekspor yang digelar di beberapa daerah salah satunya di Kota Batam.
Merespon hal tersebut, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Kadis Koperasi UMKM) Provinsi Kepulauan Riau, Riki Rionaldi menyambut baik adanya pendampingan tersebut.
Menurutnya,dengan adanya kegiatan ini diyakin bisa membuat UMKM di seluruh wilayah Provinsi Kepri bisa terus maju ke pasar global.
“Saat ini, ada ratusan pelaku UMKM yang kita dampingi di wilayah Kepri yang telah menembus pasar global. Dan kegiatan ini juga sediki banyak bisa memotivasi UMKM-UMKM lainnya untuk bisa mengembangkan diri,” tegas Riki, disela-sela Bincang Bersama Media BI Kepri pada Jumat (15/8/2025) pagi.
Dari ratusan pelaku UMKM ini, tegasnya, berasal dari UMKM yang bergerak dalam ragam usaha dan segmentasi. Mulai dari makanan dan minuman hingga fesyen.
“Dari segmentasinya, mayoritas jenisnya makanan ringan hingga frezon food khas asli Kepri. Dengan daerah tujuan, Singapura dan Malaysia hingga China serta Arab Saudi,” tegasnya.
Sebelumnnya, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan bahwa pekan Pengembangan Ekspor hadir sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk terus memperkuat daya saing UMKM agar lebih mudah menambah pangsa pasar dan memperluas jangkauan ke pasar global.
Oleh karenanya, pihaknya membuat program Pekan Pengembangan Ekspor di beberapa daerah yang berisikan pelatihan bisnis, bisnis matching hingga mempertemukan para UMKM lokal dengan perwakilan kita di luar negeri.
“Jadi kalau UMKM mau ekspor itu harus memiliki dua syarat. Yang pertama, resource base-nya harus memiliki barang bagus, manajemennya arus bagus, kualitasnya, serta suplainya harus kontinu. Dan yang kedua adalah pasarnya harus bagus,” tegasnya.
Pihaknya juga menambahkan sepanjang Januari hingga Juni 2025, pihaknya sudah mempresentasikan lebih dari 800 UMKM dengan nilai mencapai US$90,04 juta atau setara Rp1,46 triliun (kurs Rp16.250 per dolar AS).
Selain itu, Budi Santoso menegaskan komitmennya membuka akses pasar ekspor seluas-luasnya bagi produk UMKM.
Baginya, penjajakan bisnis merupakan jembatan penting agar pelaku UMKM tidak sebatas mengenal pasar global, tetapi juga mampu mencatatkan transaksi yang nyata dengan pembeli luar negeri.
“Ini yang kita gesa dan lakukan, Untuk mewujudkan UMKM di Indonesia memiliki peran pentting di pasar Global juga,” tutupnya. (iman)