Rempang Eco-City, Masa Depan Indonesia

93 KK Tempati Rumah Baru

Kini, perkembangan Rempang Eco-City udah menunjukkan progress pembangunan yang signifikan. Tercatat, sudah ada 93 kepala keluarga (KK) yang menempati rumah baru mereka di Tanjung Banon.

Bacaan Lainnya

“BP Batam berkomitmen untuk terus mengupayakan proses ini berjalan secara maksimal dengan mengedepankan komunikasi yang persuasif dan komunikatif. Kami berharap, Rempang dapat tumbuh dan berkembang menjadi pusat ekonomi baru di Batam,” ujar Plt. Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait beberapa Waktu lalu.

Pihaknya juga menegaskan bahwa relokasi ke Tanjung Banon ini merupakan bagian dari transformasi Rempang menjadi kawasan ekonomi berbasis industri hijau dan berkelanjutan, yang selaras dengan visi pembangunan nasional berbasis kewilayahan.

Selain itu, pembangunan Rempang juga menjadi bagian penting dalam merealisasikan program transmigrasi lokal, yang menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.

“BP Batam juga berupaya maksimal dalam memperhatikan hak-hak masyarakat Rempang. Kami menginginkan rencana pengembangan ini turut memberikan dampak ekonomi yang signifikan kepada warga dan Kota Batam secara keseluruhan,” tegasnya.

Sebelumnya, hingga Rabu (19/6/2024), sudah terdapat 115 Kepala Keluarga (KK) asal Rempang yang sudah bergeser ke hunian sementara. Sementara itu, untuk jumlah warga yang setuju dan sudah mendaftar untuk direlokasi berjumlah 386 KK.

Kepada 115 KK yang sudah pindah ke hunian sementara, diberikan santunan berupa biaya hidup sebesar Rp 1,2 juta per jiwa setiap bulan. Biaya hidup tersebut, diberikan selama 12 bulan sejak masyarakat menghuni hunian sementara.

Tidak hanya biaya hidup, masyarakat juga diberikan biaya sewa rumah sebesar Rp 1,2 juta per bulan untuk setiap kepala keluarga. Biaya sewa rumah itu juga diberikan untuk selama 12 bulan.

Ketika tiba di rumah sementara, masyarakat juga diberikan bantuan berupa paket sembako. Masyarakat juga diberikan fasilitas mobilisasi barang secara gratis dari rumah asal ke rumah sewa dan kembali lagi permukiman di Tanjung Banun.

Termasuk juga, kepastian anak-anak warga yang terdampak untuk ditampung di sekolah terdekat dari hunian sementara. Serta, tersedianya layanan kesehatan apabila diperlukan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *