KABAREKONOMI.CO.ID, BATAM – Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri pada Juni 2025, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) diketahui mengalami deflasi sebesar 0,12% (mtm). Namun presentase ini tidak sedalam bulan sebelumnya yang juga tercatat deflasi sebesar 0,44% (mtm).
Rony Widijarto P, Wakil Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepri yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri menegaskan, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai dalam hal pengendalian nflasi di daerah.
Oleh karena itu, Bank Indonesia secara konsisten bersinergi dengan TPID se-Kepri dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), dengan strategi Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif
“Berbagai upaya stabilisasi harga yang dilaksanakan pada bulan Juni 2025, dalam bentuk penandatanganan kesepakatan Bersama dan Capacity Building Kerjasama Antar Daerah antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Lampung, dan Maluku Utara,” tegas Rony.
Selain itu, juga dilakukan penyediaan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali; penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) secara rutin di berbagai Kab/Kota di Kepri; dan Pelaksanaan Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah di Kota Batam, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Bintan dalam rangka HBKN Idul Adha.
“Memasuki bulan Juli 2025, terdapat beberapa pendorong inflasi yang perlu diwaspadai. Antara lain penyesuaian harga BBM nonsubsidi per Juli 2025, penyesuaian tarif listrik di Kota Batam dan kenaikan tarif angkutan udara di tengah momen libur sekolah. Kedepan, Bank Indonesia bersama TPID akan terus memperkuat sinergi untuk stabilitas inflasi di Kepri,” tutupnya. (iman)