KABAREKONOMI.CO.ID, BATAM – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif bertema “Catatan 1 Tahun Pasca-Pilkada: Dari Pembelajaran Menuju Perbaikan” di Oakwood Hotel Batam, Kamis (27/11/2025).
Kegiatan ini menjadi momentum bagi Bawaslu bersama berbagai elemen masyarakat untuk mengevaluasi pelaksanaan Pilkada 2024 serta mempersiapkan pengawasan yang lebih matang menuju Pemilu Serentak 2029.
Ridwan, S.H., Ketua Pelaksana sekaligus Kepala Bagian Pengawasan Pemilu dan Humas Bawaslu Kepri, dalam sambutannya menegaskan bahwa pengawasan partisipatif merupakan pilar utama dalam menjaga integritas pemilu.
“Pengawasan partisipatif bukan hanya mendeteksi potensi pelanggaran seperti politik uang, politisasi SARA, atau penyalahgunaan kewenangan, tetapi juga membangun kepercayaan publik terhadap hasil pemilu,” ujar Ridwan.
“Keterlibatan aktif organisasi, komunitas, dan masyarakat adalah kunci untuk memperkuat legitimasi demokrasi,” tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Kepri, Dr. Maryamah, M.Pd.I, disela-sela membuka kegiatan menekankan pentingnya refleksi bersama setelah satu tahun gelaran Pilkada.
Dalam penyampaiannya, Maryamah menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi ruang untuk meninjau kembali berbagai catatan kinerja, dinamika lapangan, serta model penanganan pengawasan yang telah diterapkan.
“Bawaslu mengajak kita semua untuk melihat kembali apa yang perlu diperbaiki. Meski Pemilu 2029 terasa masih lama, penguatan kapasitas masyarakat harus dilakukan secara berkelanjutan,” ujarnya.
“Demokrasi tidak bisa dijaga secara spontanitas. Ia harus dirawat setiap hari melalui pendidikan politik dan partisipasi masyarakat,” tegasnya lagi.
Sebagaimana diketahui, sosialisasi ini turut menghadirkan dua narasumber utama. Diantaranya, Dr. Bismar Arianto, S.Sos, M.Si, akademisi dan pengamat kepemiluan, serta Syafrida Rasahan, Tenaga Ahli DPR RI .
Peserta kegiatan berasal dari beragam komunitas di Kepri—mulai dari OKP, LSM, ormas, media cetak dan elektronik, hingga perwakilan perguruan tinggi. Kehadiran mereka dianggap mewakili unsur masyarakat yang selama ini menjadi mitra strategis Bawaslu.
Maryamah menegaskan bahwa media dan komunitas sosial memiliki posisi yang berpengaruh dalam membangun kesadaran publik terkait kepemiluan.
“Semua yang hadir hari ini adalah keluarga besar Bawaslu. Selama ini kita bersama mengawal demokrasi. Peran komunitas sangat penting dalam menyebarkan informasi positif kepada masyarakat,” katanya.
Kegiatan ini menjadi salah satu agenda terakhir Bawaslu Kepri di tahun 2025. Meski saat ini merupakan periode non-tahapan, Bawaslu tetap melanjutkan program pendidikan politik dan pengawasan partisipatif di berbagai lapisan masyarakat.
Maryamah juga menyampaikan bahwa program pengawasan partisipatif Bawaslu mendapat apresiasi tinggi dari Komisi II DPR RI pada RDP beberapa waktu lalu. Program tersebut bahkan telah berjalan konsisten sejak awal 2000-an dan terus berkembang.
“Tujuan utama kita adalah merawat demokrasi. Dengan edukasi yang kontinu, komunitas-komunitas ini dapat membangun kesadaran kolektif untuk menyebarkan informasi positif kepada masyarakat yang mungkin belum tersentuh langsung oleh Bawaslu,” tutupnya.
Melalui sosialisasi ini, Bawaslu Kepri berharap seluruh elemen yang hadir dapat menjadi relay informasi, mitra pengawasan, sekaligus penjaga demokrasi menuju Pemilu Serentak 2029.
Acara berlangsung hangat dan interaktif, menandai komitmen bersama untuk terus memperbaiki sistem pengawasan pemilu agar lebih inklusif, transparan, dan partisipatif. (Iman Suryanto)










