“Buku ini memuat 13 item penting yang merangkum catatan sejarah migas sejak 1993. Tidak hanya berupa data, tetapi juga narasi perjalanan panjang sektor migas yang bisa menjadi referensi bagi generasi berikutnya,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, SKK Migas Sumbagut membawa tiga eksemplar buku untuk diberikan kepada peserta terpilih melalui lomba. Sementara bagi yang belum berkesempatan, dokumentasi akan tetap dibagikan melalui video agar dapat diakses lebih luas.
Yanin menegaskan, keberhasilan industri migas tidak semata ditopang oleh teknologi eksplorasi maupun eksploitasi, melainkan juga oleh kepercayaan publik dan dukungan semua pihak. Menurutnya, narasi mengenai migas kerap dipersepsikan eksklusif, padahal sejatinya sektor ini memiliki peran langsung terhadap perekonomian masyarakat.
“Industri migas memang menghadapi tantangan berat. Tetapi kita harus bisa menyampaikan dengan baik, agar publik paham bahwa setiap tetes energi yang dihasilkan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan,” pungkasnya.(IMAN)










