“Kalau mau diteruskan, kumaha pemerintah wae. Abdi mah ngiringan (saya mengikuti saja),” ujar Ibu Linda yang tinggal di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah ini.
Terkait penyediaan makanan MBG, ibu Linda mengatakan “Upami ngadamel makanan tabuh tilu teras dibagiken murang kalih tabuh 10 atau tabuh 11, eta makanan jadi ti is (kalau membuat makanan mulai pukul tiga dan disajikan pukul 10 atau pukul 11, makanan jadi dingin) ,” ujar dia.
Karena itu Linda memberi masukan agar menu makanan diperbaiki lagi agar tidak mudah basi seperti pengolahan dan pengemasan makanan. Harapan agar program MBG terus dilaksanakan juga disampaikan wali murid seperti Ibu Marsanda (murid kelas 2), Ibu Rina (wali murid kelas 4) dan Ibu Siti (wali murid kelas 4).
Di sisi lain, sejumlah murid di SMP Negeri 1 Padalarang, Kabupaten Bandung Barat mengatakan belum ada program MBG di sekolahnya. “Mau, kapan Om ada MBG di sekolah kami ?” kata beberapa siswa yang sedang menunggu pembelajaran ekstrakurikuler, usai jam sekolah itu berakhir, Jumat (26/09/2025).
Tak jauh dari SMP Negeri 1 Padalarang itu tampak SMK Negeri 4 Padalarang. Sejumlah siswa yang ditemui saat hendak masuk ke gerbang sekolah mengaku sudah merasakan program MBG.
“Sudah, makanannya enak dan kami habiskan,” kata Farid, murid kelas XI jurusan teknik elektro di sekolah dengan gerbang bercat biru itu.