Surya Wijaya: Masa Depan Pariwisata Kepri Ada di Tangan Manusia, Bukan Infrastruktur

Menurut Surya, mentalitas seperti “menang sekali, rugi berkali-kali” ini masih kerap dijumpai di lapangan. Banyak pelaku wisata yang fokus pada keuntungan sesaat tanpa berpikir tentang keberlanjutan pasar dan reputasi destinasi.

Surya menyinggung pula kasus di Lombok, salah satu destinasi unggulan nasional yang tetap menghadapi persoalan mendasar dalam pengelolaan SDM. Ia berharap Kepri tidak mengulangi kesalahan serupa.

Bacaan Lainnya

“Lombok sudah terkenal di dunia, tapi masih menghadapi masalah serius soal manajemen dan SDM. Itu harus jadi pelajaran bagi kita di Kepri,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu kunci solusi ada pada penguatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di tingkat masyarakat. Kelompok ini berperan penting dalam menanamkan nilai sadar wisata dan membangun budaya pelayanan di destinasi lokal.

Program nasional Sapta Pesona — yang mengajarkan tujuh nilai dasar pariwisata: aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan — semestinya tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar dihidupi oleh masyarakat dan pelaku wisata.

“Harusnya sadar wisata itu kita yang lebih dulu, bukan menunggu. Kalau SDM tidak siap, pariwisata kita akan kalah bersaing,” tegas Surya.

Batam: Potensi Besar, Informasi Minim

Sebagai kota dengan kunjungan wisatawan mancanegara tertinggi di Kepri, Batam sejatinya punya modal kuat. Namun, Surya menilai banyak hal masih harus dibenahi—terutama dalam penyediaan informasi wisata bagi turis.

Pos terkait