Sementara itu, target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada 2026 juga ditetapkan setara Rp2,447 triliun. Tiga sumber utama menjadi tumpuan: layanan pengelolaan lahan Rp964,30 miliar (39,39 persen), layanan SPAM, fasilitas, dan lingkungan Rp613,29 miliar (25,06 persen), serta layanan kepelabuhanan Rp490,15 miliar (20,2 persen).
Meski begitu, Amsakar menilai pagu yang ada belum sebanding dengan kebutuhan nyata di lapangan. Ia menekankan, percepatan pembangunan Batam membutuhkan dukungan yang lebih besar.
Usulan Tambahan Rp2,88 Triliun
Oleh Karena itu, BP Batam mengajukan tambahan rupiah murni Rp2,88 triliun untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, meningkatkan investasi, sekaligus mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Tambahan anggaran ini mencakup 94 kegiatan prioritas. Porsi terbesar diarahkan pada prasarana konektivitas darat, mencapai Rp1,64 triliun (57 persen). Program tersebut meliputi pembangunan flyover, ruas jalan utama, jembatan penghubung, drainase perkotaan, serta penataan lanskap jalan.
Di bidang sumber daya air, BP Batam mengajukan Rp732,26 miliar (26 persen) untuk pembangunan delapan jaringan distribusi air minum, sistem perpipaan baru, normalisasi waduk, dan pemagaran area waduk.